Monday, June 05, 2006

Repo(r)t on the spot

curhat: arya

Pertama kali datang ke kamp, memang tidak seperti yang dikira. Ya, seperti layaknya barak pengungsian, pikirannya agak berantakan. Tapi, sejauh yang dilihat, kamp Blali sudah bisa dikatakan sebagai sebuah perkampungan kecil dengan sejumlah fasilitas yang cukup mendukung: mulai dari rumah sakit kecil, sampai dengan sekolah kecil. Beberapa tenda memang belum mendukung untuk sejumlah warga; hari itu tenda-tenda sedang dipersiapkan untuk didirikan di kamp Blali. Relawan yang ada memang cukup banyak, ada yang baru datang untuk pertama kalinya di kamp. Tugas yang diberikan cukup merata, mulai dari mendirikan tenda, membantu di dapur umum, logistik, dan education.


Fasilitas pendukung di kamp sudah nampak mencukupi, tapi kamar mandi dan wc masih harus numpang di SD sebelah kamp. Mungkin karena fokus pembangunan masih terpusat di tenda pengungsian. Di bagian sekolah kecil, anak-anak sekitar kamp banyak yang berdatangan, suasananya ramai sekali. Anak-anak yang datang macam-macam, mulai dari yang tampangnya inosen sampe yang lagaknya kayak preman pasar. Pusing juga sih, ngurusin anak orang yang jumlahnya lumayan banyak, ditambah lagi pengalaman mengajar anak-anak yang dasarnya nggak berpengalaman; terpaksa minta diajarin bikin origami kapal sama anak-anak yang datang. Mau gimana lagi, aku emang gak bisa bikin kapal kertas, tapi seru banget.

Sorenya, pembagian logistik buat warga. Ada kejadian-kejadian lucu pas bagi-bagi sayuran. Namanya juga kita bukan juragan sayur, ya bagi-baginya atas dasar feeling, yang penting semua dapat. Masing-masing relawan terpaksa jadi bakul sayur, ada yang jadi bakul jipan, bakul telo rambat, bakul budin (a.k.a ketela), bakul loncang, bakul kobis, plus bakul-bakul lainnya yang siap menggembirakan pasar tiban.

At least
, secara garis besar, kemarin kegiatannya padat banget, tapi seru....[]