Monday, June 05, 2006

HITAM dalam Keteraturan

ruparupa: popok tri wahyudi

Kami tetap bersemangat. Deadline-deadline yang harus kami kejar satu per satu sudah terlampaui. Ini menjadi tanggung jawab atas pilihan sadar ketika harus meneruskan proses pendampingan terhadap para korban. Suatu pekerjaan, jika dikerjakan bersama-sama, tentu akan menjadi ringan, apa pun itu. Selalu ada kemungkinan dalam ketidakkemungkinan. Kami optimis!!

Tidak terasa, dengan panas matahari di kala siang dan dingin plus angin di kala malam, tantangan alam yang ada di lapangan Blali sepertinya tidak begitu berarti. Kami tenang saja kalau para awak logistik masih setia dan tanggap atas kebutuhan kami di lapangan. Tanpa mereka, kami nothing!

Ini bukan kerja individual. Ini adalah kerja tim. Semua saling mendukung. Saling bahu membahu tanpa meninggalkan para korban begitu saja larut dalam kesedihan. Mereka harus bergerak! Monggo, Pak! Monggo dipun tandangi... Sareng- sareng.

Alhasil... dengan tantangan alam yang ada dan bekerja membantu mereka, saya melihat ada perkembangan yang menyenangkan. Teman- teman gaiacorps yang dulu saya kenal sebelum terjadinya bencana, sekarang telah mengalami banyak perubahan. Kita sedang membicarakan fisik sekarang. Mereka sudah menghitam (kulitnya)! Dan makan mereka menjadi teratur. Mungkin akan kontras kalau waktu ini kita tarik ke belakang beberapa jam sebelum terjadi bencana.

Tantangannya masih sama; hanya saja sebagian kita bekerja di dalam ruangan. Dan mungkin seolah-olah bukan dalam keadaan "darurat ", sehingga sering kami terjebak dalam ketidakaturan atas ritme kerja kami sendiri. Semisal: pekerjaan yang belum diselesaikan harus dilembur. Toh masih ada waktu. Malas makan tepat waktu. Toh warung burjo Abah masih buka. Hari masih panas kalau ada pekerjaan di luar kantor. Toh masih ada motor; dalam sekejap kita bisa menyelesaikannya.

Rasa aman karena jaminan waktu dalam banyak hal membuat kita terhibur. Membuat kita bisa deal dengan pekerjaan itu sendiri.

Di Blali, di kampung tenda gaiacorps, kita tidak bisa seperti itu. Semakin cepat selesai semakin baik, agar para korban bencana kembali hidup normal secepat mungkin. Kita tidak bisa ber-deal dengan waktu; ada tanggung jawab terhadap mereka.

Lihat saja barista-barista Momento yang beberapa hari belakangan sibuk di kamp; kulit mereka telah menghitam (waktu semalam saya bertemu mereka, nyaris nggak kelihatan, lha warnanya sama dengan kegelapan malam, kok). Suara percakapannya juga, sudah mulai masuk ke nada-nada bas. Bukan hal buruk, tetapi manusiawi; risiko yang harus disadari dari awal. Untung saja banyak stok Esther-C untuk mem-backup fisik mereka. Begitulah kondisi fisik teman- teman di lapangan.

Yang membuat tenang adalah bagaimana ritme hidup mereka menjadi teratur. Jadwal makan, misalnya. Saya berani taruhan berat badan teman-teman di lapangan pasti melonjak tajam dari biasanya. Jam tidur mereka pun menjadi teratur; menyenangkan mendengar kabar ini. Terima kasih sekali lagi kepada para supporter atas segala bantuan yang terus mengalir.

Oke guys! Bangun tenda lagi, yuk!