Wednesday, June 07, 2006

Doppio..cha masala... dimana engkau berada?

Feature: popok*


Ehmm...

Jam sesore ini memang enaknya ngopi, apalagi kalau mata sudah terasa berat. Ekspresso, cappuccino, yang ristretto, classic, teka atau yang americano..

Aduhh... enskal (enak sekali!)

Kalau nggak suka kopi boleh juga diganti dengan teh (menerawang...)

Ufs! Jadi ingat dengan teh hijau, earl grey, darjeeling, atau java black tea bahkan camomile.... aduh... ehmm...mmmm

Baunya... sniff... sniff...

Santai man! Kalau mau berusaha untuk mendapatkannya sih bisa. Tetapi..

Untuk saat ini belum karena cafe’ MOMENTO lagi tutup. Kenapa?

Masa baru buka sudah tutup, sih!!

Sabar man!

Nggak... nggak... itu isu, jangan mudah percaya.

Jangan terlalu suka nonton infotainmen yang membosankan itu.

Konfirmasi harus langsung dengan sumbernya jangan mendengar dari burung.

Fakta terlihat...

Sekarang cafe’ MOMENTO jadi Bulog (Badan Urusan Logistik), stok dapur sudah kosong. Beberapa kursi dibawa kelapangan atau ke kampung tenda gaiacorps, di Seloharjo, Pundong Bantul. Apakah ia pindah kesana?

Sabar... sabar... jangan nervous dulu, awak kru momento sejak hari pertama, beberapa jam setelah gempa sudah beralih profesi menjadi relawan untuk korban gempa disana. Mohon maaf sekali, kalau para pelanggan yang mampir dan kecewa melihat kami tutup.

Asli ini spontan, bukan aksi yang berunding dulu sebelumnya untuk kemudian terjun ke lapangan. Lha piye... kejadian gempa itu datang dengan tiba- tiba, apalagi sempat ada isu tsunami. Listrik sempat padam, dengan keterbatasan informasi, kita langsung saja turun. Tanpa banyak bicara tanpa berfikir sebagai barista ataupun pelayan. Jadi jangan kaget kalaulah suatu saat nanti. Ketika situasi sudah cukup aman, pasti deh kita akan buka kembali.

Orientasi kita nggak profit banget sih, tetap harus seimbang antara memenuhi kebutuhan hidup dan membantu sesama. Nggak matching kan kalau sebagian saudara kita sedang tertimpa bencana trus kita tertawa cekikikan sambil kongkow dan meminum kopi. Makanya kami turun membantu sebisa mungkin, all out sampai semua menjadi aman dan nyaman untuk di tinggal. Well..

Semoga semuanya cepat membaik..

“Ooh kopi columbia yang kucinta...

Jadi ristretto yang mencengangkan...

Yang gundah menjadi gembira

Yang suntuk menjadi tertawa”

(ugly coffee lover, 1977)

*sejak cafe’ MOMENTO buka, jadi penyuka kopi sekali, hiks!

CROWD... HIGH TENSION..OVERLOAD..!!!

report by : popok

Hari ini Rabu, 7 Juni 2006, jam 11.31, di base jembatan merah. Lalu lintas sirkulasi orang terlihat mengalir cepat. Berseliweran, dering telepon bersautan mengisi celah diantara lalu lalang arus itu. Beberapa volunteer baru ikut bergabung, menunggu trasporter untuk diberangkatkan. Mereka duduk-duduk, mengobrol, tertawa dan sesekali bersendagurau. Sibuk!!

2 unit telepon satelit pinjaman dari PSN, baru datang tadi pagi. Masing- masing unit terdiri 2 telepon mobile dan 2 telepon rumah. Dengan kehadiran unit komunikasi ini diharapkan dapat melancarkan kordinasi antara dikampung tenda gaiacorps dan di base yang ada di jembatan merah, Gejayan. Kesibukan pagi di base seperti ini yang akan selalu terlihat. Sebagai sebuah awal untuk mengerjakan beberapa hal yang belum selesai di lapangan. Yups! Ini adalah peregangan otot sebelum melakukan aktifitas berolah raga...

Ketika beban pekerjaan sudah melebihi batas, mungkin sudah saatnya beberapa dari teman- teman dilapangan untuk direfresh. Mungkin karena sifat darurat beberapa hari yang lalu, yang membuat merekas terbawa dalam arus waktu yang serba cepat. Ini bencana kalau nggak cepat korban akan bertambah. Ritme kerja kita memang responsif habis. Makanya kami butuh volunteer yang tanggap, kreatif dan peka terhadap perubahan yang terjadi dilapangan. Tidak mungkin kita menunggu untuk diatur oleh kordinator yang ada dilapangan.

Beberapa obat dan minuman suplemen diperlukan untuk memback-up kesehatan teman- teman, terutama yang ada dilapangan. Kondisi alam yang cukup ektstrim membuat kita butuh itu semua. Area kerja yang cukup luas dengan kontur tanah yang menanjak dengan mobilitas yang jalan kaki, ya.. pasti berkeringat. Bayangkan saja karena kami ada dilapangan, ya.. memang benar- benar kita berada dilapangan bola. Kalau siang hari matahari bersinar terik sekali sedangkan malam hari kebalikannya.. dingin... werr..wer..

Mungkin kalau orang lain mendengar saat malam hari, suara gitar. Tentunya itu adalah hiburan kami yang menghuni kampung tenda gaiacorps, untuk melepas lelah.

Kata orang biar tidak cepat strees, harus seimbang antara kebutuhan psikis dan yang fisik. Kalau diantara itu semua tidak seimbang... apa kata dunia, pasti chaos habis. Lihat saja muka- muka kami ketika jam makan, lusuh, capek beberapa diantaranya terlihat tegang. Terutama dimalam hari ketika kami bertemu untuk kordinasi, wajah kami sudah tentu kuyu. Seperti lampu 5 watt, redup.. redup...

Karena duka mereka adalah duka kami, kami tetap optimis dan bertahan untuk mereka. Apapun itu halangannya, kita akan hadapi bersama. Sebagai pilihan logis didalam sebuah keadaan yang serba darurat dengan segala keterbatasan. Kami sadari itu, kami juga tidak menihilkan peran pihak lain tanpa mereka kami tidak bisa berdiri tegak diarea ini. Terima kasih yang tidak bosan- bosannya kami ucapkan.

Terima kasih ..

Oee...oooe... jangan lemas dong!.