Thursday, July 27, 2006

tsunami report #2: kemarin dan esok adalah hari ini


tenda, air, sakit, sekolah, susu dan mainan anak ......

saat ini kita sudah mendirikan dan memfasilitasi berdirinya 3 kelompok tenda pengungsian di area pemukiman bulakbenda, yang pertama kami namai tenda 1234 karena pengungsi yang disitu berasal dari
RT 1/2/3 dan 4 lalu tenda 8, dari RT 8 lalu tenda 567 karena penghuninya berasal dari RT 5 dan 6.

total sudah 45 tenda pengungsi yang sudah terpasang di area bulak benda, campuran dari sisa/ex tenda gempa bantul sumbangan unicef dan spf (secours populaire francais), dari tenda dari gaiacorps sendiri dan bantuan dari cuso-canada, serta korban tsunami pangandaran dari rotary club. kapasitas tendaihi tenda berkisar dari 2 s/d 3 keluarga per tenda.

di area 1234 berdiri 30 tenda kelas family tentsudah kita install penyimpanan air bersih/water bladder 5000 liter yng airnya diisi oleh rekan dari thames pam jaya dan pam/pu pangandaran; 2 unit wc besok selesai, dan 2 tenda sekolah bantuan dari unicef; sedangkan untuk gurunya sedang dalam tahap persiapan mengumpulkan dan mendata jumlah anak serta guru yang akan
ditugaskan.


area tenda 8 baru terdiri dari 10 tenda dari rotary club, plus water bladder seperti di tenda 1234 serta wc yang rencana akan dimulai pembangunannya besok. ada sekitar 129 jiwa yang tinggal disana+ sebagian warga rt 5/6/7. sedangkan di tenda 567 saat ini baru ada 4 tenda darurat, warga yang tinggal disitu masih 102 jiwa, sebagian besar masih bertahan di camp pengungsian di pusat desa; mulai malam ini kami baru akan ngobrol intensif dengan mereka, setelah tenda 1234 dan tenda 8 sudah agak settled.

dari yogya 20 unit peralatan dapur keluarga sudah sampai di camp bulakbenda, begitu juga unit water purifier kita sumbangan dari caritas perancis ketika kegiatan gempa bantul; 160 hygiene kit terdiri dari pastagigi, sikat gigi, sabun mandi dan sabun cuci serbaguna plus handuk. dari jakarta telah datang 200 selimut, serta 5 tenda terpal ukuran 10 x 10 meter.

saat ini sebanyak 5 ton beras telah dibagikan ke masyarakat korban tsunami, baik yang di pantai timur pangandaran maupun yang di area bulakbenda. terimakasih untuk cuso-canada perwakilan indonesia yang telah memberi bantuan dalam bentuk tunai yang sebagian besar kami pakai untuk menyediakan kebutuhan makan: beras dan lauk, serta untuk shelter pengungsi: tenda/terpal, selimut dan infrastruktur air bersih & sanitasi. beberapa individu secara pribadi mengabari kami kalau telah mengirim bantuan dalam bentuk tunai maupun barang, terimakasih semua, termasuk mbak eni, mbak yeta, mbak ninin-bintaro, serta kakaknya mbak ella (aduh siapa ya namanya... maaf nanti saya cek ke kantor yogya).

500 dus susu (a 40 bungkus) untuk anak telah kita terima dari mbak ola (aulia e.w.) dari kpai (komite perlindungan anak indonesia), - thank you ola...! kamu memang baik hati dari duluuuuu, masih teringat kostum kebesaranmu jaman muda (20 tahun yang lalu...?), kalau lagi bertualang di sepanjang lereng merapi: celana jin biru, baju flanel kotak-kotak, lalu berselempang sarung...he he he..!

pasien medis praktis berkisar pada luka yang terlambat penanganannya sehingga sudah bengkak penuh nanah, mata bengkak kemasukan pasir (tergulung ombak waktu tsunami); dan suntik TT (untuk tetanus) praktis dilakukan pada semua pasien yang luka.

dari yogya kami membawa 3 set mainan anak, beli di pasar bering harjo, beragam bola, buku gambar, pinsil warna, hoola hoop dan lain sejenisnya, dan seperti telah diduga, mereka berlomba-lomba memanfaatkannya...dan kayaknya kurang deh...! karena mereka tersebar di 3 camp tenda dan masing masing tenda ada sekitar 40-an anak kecil.

komunikasi...? sangat sulit, hand-phone tidak ada sinyal sama sekali untuk praktis seluruh provider, sehingga kami hanya bisa berkomunikasi dengan telpon satelit bantuan dari PSN (thanks), dengan nomer: 0868 - 1213 3052/3651.

melihat ke depan - sepertinya emergency activity akan mulai slow down dan kemungkinan akan berakhir minggu depan, dan what next menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat maupun kita sendiri di gaiacorps.

sampai saat ini belum terdengar dengung maupun bisikan rencana dari pemerintah tentang rekonstruksi infrastruktur maupun life support lainnya untuk para korban tsunami.
di area bulak benda sendiri, bagi mereka yang pemukimannya hancur, membangun kembali pemukiman sepertinya jauh dari jangkauan. untuk menunjang basic need saja... maksudnya penghasilan untuk makan minum sehari hari akan sulit, karena mereka adalah para nelayan pemancing, jadi pergi ke tengah laut lalu memancing ikan2 tertentu termasuk udang besar, untuk kemudian di bawa ke tpi (tempat penampungan/pelelangan ikan), dan transaksi dilakukan.

masalahnya, bangunan tpi hancur total, tinggal satu larik dinding miring tak berbentuk, dan perahu mereka menyebar entah kemana dibawa ombak (jangankan perahu, batu karang sebesar kerbau serta pohon kelapa saja tercerabut dan bergelindingan disepanjang pemukiman).
sementara itu, juga masih mengundang pertanyaan apakah mereka masih mau menempati pemukiman mereka yang lama, yang kadang hanya berjarak 200 meter dari bibir pantai, mengingat pengalaman yang sudah terjadi... (berlarian dikejar ombak, naik bukit
dan tetap dikejar, lalu memanjat pohon kelapa dan pohonnya rebah diterjang ombak, tersangkut di pucuk rumah dan selamat...!)

belum lagi beragam personal/individual traumatic experience lainnya: belarian bersama sang ibu yang sudah lanjut usia...ditengah kebun kelapa sang ibu jatuh, lalu si anak (umur 35 tahun), berteriak " kebelakang mak... saya gendong saja..!" dan si anak pun jongkok menunggu...dan sang ibu tak kunjung naik ke punggung..dan lalu...sang ibu dilihatnya telah hanyut didepannya bersama air laut deras dan menghilang dari pandangan mata..! dan sampai saat ini masih sering berdenging ditelinganya: "tolong emak tolong emak...!" dan anda akan mendengar si anak selalu menjawab lirih: "saya gak salah mak saya gak salah saya gak bisa ngejar emak...!"

atau beragam pandangan sedih para pengubur di pinggir pantai, menguburkan 1 bapak 2 anak yang sedang bergoncengan naik vespadi pinggir pantai ketika ombak datang, sang bapak ditemukan dengan satu anaknya berimpitan dengan si vespa, dan satu anaknya lagi ditemukan di muara sungai sekitar 100 meter dari mereka.

atau sekian banyak anak kecil yang ketika diajak pulang ke pemukiman nya yang sebenarnya tidak hancur, aman-aman saja, cuman air laut memang sempat menggenang sampai 1 meter tingginya, menjawab begini:" alim maot..!...alim maot...!" (gak mau mati...! gak mau mati...!).

belum lagi ketambahan bahwa ada beberapa komplek pemukiman tertentu di pinggir pantai yang mereka sebenarnya menempati tanah milik pemerintah, sehingga bisa jadi peristiwa ini akan merembet .. entah kemana...!

gaiacorps? mau ngapain dengan kondisi diatas.? entahlah.. pokoknya membantu dan mendampingi mereka, serta menjadi corong mereka tentang apa yang terjadi dan dialami..dan tentu saja sejauh kemampuan manusia biasa...!

hari sabtu dan minggu ini kami akan kumpul semua di bulak benda, mencoba mencari strategi yang paling tepat guna...tentang apa yang bisa dilakukan gaiacorps untuk masa depan bulakbenda.

sajak dari ws. rendra, lupa judul dan isi lengkapnya:

....kemarin dan esok adalah hari ini
langit di luar langit di dalam
bersatu dalam jiwa......


yudhihermanu di jakarta
menceritakan kabar dari bulakbenda

salam
gaiacorpstermasukanda

picturesque who's & who: sebagian gaiacorps di pangandaran