Monday, July 03, 2006

Dari Surau ke Surau


Dalam program Gaicorps stress release, kita punya sub program yang kita sebut Siraman Rohani Keliling atau Dari Surau ke Surau.

Program ini berlangsung dari tanggal 20 Juni sampai dengan 28 Juni 2006.
Dengan mendatangi kurang lebih sembilan dukuh di desa Seloharjo ini.

Dengan keyakinan dan ketulusan hati bahwa Tuhan punya maksud lain akan bencana ini. Kami mencoba mengangkat semangat para korban dari sisi spiritual dan relung-relung keimanan para korban.

Berbekal ilmu yang masih sedikit dan kedalaman agama yang tidak lebih dari seujung kuku, kami hanya mencoba saling berbagi dan memberi arti lain akan musibah ini.

Kenapa program siraman rohani ini kami pilih menjadi salah satu program dalam stress release? Karena ketika melakukan assesment dan ngobrol-ngobrol dengan korban gempa yang selamat, seorang ibu menyeletuk, “mbok yo ono pengajian, mas”.

Berangkat dari itulah kami melakukan perjalanan Dari Surau ke Surau ini. Program ini sebenarnya tidak lebih dari keinginan masyarakat Seloharjo sendiri akan adanya siraman rohani sebagai penguat hati dan penumbuh semangat mereka dalam menghadapi bencana ini.

Terima kasih buat teman-teman kami dari KAMAS (Keluarga Alumni SMA Al Islam Surakarta), yang sangat banyak berperan serta dalam program siraman rohani ini.

Walaupun dihadang dinginnya angin malam yang menerjang motor dan jauhnya perjalanan dari Jogja hingga Seloharjo, teman-teman dari KAMAS tetap mencoba untuk datang ke surau-surau dan menjalankan program ini. Salut buat teman-teman KAMAS.

Satu hal yang sangat membuat kami gembira adalah, ternyata masyarakat Seloharjo sangat antusias. Setiap pengajian yang kami adakan, saf-saf terisi penuh oleh masyarakat, baik itu yang tua, muda ataupun anak-anak.

Semoga sepercik api keimanan yang coba kami bangkitkan tetap menyala didalam hati saudara-saudara kami di Seloharjo.

Satu cerita terakhir dari pengajian ini adalah, tentang bagaimana kita sebenarnya bisa berkaca kepada pohon.

Yang punya akar kuat, yang berguna menyimpan air bagi banyak orang.

Yang selalu memberi sedekah bagi orang lain melalui buahnya.

Yang memberi keteduhan bagi orang-orang dengan rindang daunnya.

Yang tetap tumbuh dan tumbuh, menyiratkan ia tak pernah menyerah dan selalu bangkit dalam menghadapi semua cobaan.

Namun tak ada satupun daunnya yang menengadah ke langit, yang ada daun-daun itu menghadap kebawah pertanda ia selalu sujud dan berserah diri kepada Tuhan.

Bisa kita lihat, setelah gempa berlalu yang tinggal hanyalah pohon-pohon yang berdiri tegar sambil menatap nanar kepada rumah-rumah batu yang hancur didepannya. Kenapa ? Mungkin karena rumah-rumah batu itu kurang mengingat dan bersujud kepada-NYA.

Dan sudah selayaknyalah kita bersikap seperti pohon dalam menjalani kehidupan ini. Apapun yang terjadi kita harus selalu berbuat baik dan mencoba bangkit dengan terus berusaha dan berdoa serta pasrah kepada-NYA. Karena apapun itu semuanya pasti berasal dan pasti kembali hanya pada-NYA.

Semoga hidup kita menjadi lebih berarti dengan semua ini dan semoga langkah demi langkah kita menuju surau dibalas Tuhan dengan rahmat-NYA dalam setiap langkah kita menjalani kehidupan. Amin.

Dari Gaiacorps
Aan out... :-)